Komunikasi Sebagai Interaksi
Komunikasi sebagai interaksi
Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah interaksi. Dalam arti sempit interaksi berarti saling mempengaruhi (mutual influence). Beberapa proses A (termasuk perilaku) berubah sebagai hasil beberapa proses B (termasuk perilaku), dan sebaliknya, dalam setidaknya satu -dan sering lebih dari satu- putaran penuh (Rosengren). Seperti yang dikatakan Rosengren, inilah cara tumbuhan berinteraksi dengan tumbuhan, tumbuhan dengan hewan, dan hewan dengan hewan. Komunikasi manusia tentu tidak sepasif itu, karena manusia memiliki kesadaran.
Pandangan Ini sama seperti proses sebab-akibat atau aksi-reaksi. Ketika seseorang menyampaikan pesan baik verbal maupun nonverbal maka orang yang menerima pesan itu bereaksi dengan memberikan jawaban, kemudian orang yang memberi pesan bereaksi lagi ketika mendapatkan balasan atau respon dari penerima pesan, dan begitu seterusnya.
Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik (feedback), yaitu apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, atau sebagai petunjuk efektivitas tidaknya pesan yang disampaikan sebelumnya: apakah dapat dimengerti, diterima, menghadapi kendala atau sebagainya. Sehingga dengan adanya umpan balik itu bisa mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya.
Tapi tidak semua respon penerima itu umpan balik. Suatu pesan disebut umpan balik jika pesan tersebut merupakan respon terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku pengirim selanjutnya. Misalnya seorang guru yang sedang menjelaskan pelajaran mendapati muridnya sedang tidur, guru tersebut bisa menggunakan umpan balik itu dengan cara mengeraskan suaranya secara tiba-tiba.
Umpan balik bisa disebut juga pergantian peran karena konsep umpan balik dari penerima ini sebenarnya merupakan pesan penerima yang berganti peran menjadi pengirim kedua untuk disampaikan ke pengirim pertama.
Selanjutnya Komunikasi sebagai transaksi